Fred Rogers atau yang kerap disapa Mister Rogers berpendapat, ““Ketika kita memperlakukan anak-anak dengan hormat, mereka pada gilirannya belajar bagaimana memperlakukan orang lain dengan hormat.” Mr. Rogers menekankan pada pentingnya relasi yang penuh kasih dan apresiatif dari guru. Treatment seperti ini akan membantu anak didik mengembangkan rasa aman dan percaya diri saat pembelajaran. Baca juga:Menjadi Guru yang Inspiratif dan Profesional Era Digital Menjadi guru PAUD dan SD (khususnya kelas 1-3 SD) bukan hanya tentang mengajar atau memberikan materi. Beberapa anak didik mungkin masih merasa canggung, sungkan, atau bahkan takut saat pertama kali masuk kelas. Atau, jangan-jangan beberapa anak didik masih merasa canggung sampai sekarang dan belum sepenuhnya melakukan kegiatan di kelas bersama gurunya secara percaya diri? Tidak perlu khawatir, karena itu adalah proses yang wajar. Setiap anak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan merasa nyaman dengan guru serta teman-temannya. Baca juga:Kiat Menjadi Guru yang "Positif" di Segala Situasi Perhatian kecil yang bermakna Maria Montessori berkata, “Anak yang merasakan kasih sayang yang kuat terhadap lingkungannya dan semua makhluk hidup... memberi kita harapan bahwa kemanusiaan dapat berkembang ke arah yang lebih baik.” Montessori menekankan bahwa anak-anak dapat berkembang dengan lebih optimal saat ia ada di dalam lingkungan yang penuh kasih dan saling pengertian. Ucapan salam, bantuan sederhana, atau sekedar menanyakan kabar dari gurunya adalah semacam angin segar bagi anak didik. Bila dilakukan secara rutin akan membangun kepercayaan diri dan bonding emosi yang baik antara guru dan anak didik. Baca juga:Menjadi Guru yang Hebat demi Menguatkan Mental Anak Didik Kurangi teguran, perbanyak pujian, motivasi, dan apresiasi Maria Montessori dalam bukunya, The Absorbent Mind, berkata, “Pujian, bantuan, atau bahkan tatapan saja bisa cukup untuk memberi anak dukungan yang ia butuhkan. Berikan pujian atas segala usahanya, bila memang membutuhkan bantuan bantulah seperlunya. Amati apa yang dilakukan anak didik saat ia mencoba melakukannya sendiri. Hal ini sudah cukup untuk memotivasi anak didik agar semakin bersemangat melakukan banyak hal secara mandiri. Terlalu banyak nasihat atau teguran hanya akan mengikis rasa percaya dirinya. Percayalah, bahwa anak didik pasti berkembang menjadi diri yang lebih baik dari hari ke hari, dari segi karakter, keterampilan, dan bakat yang ia miliki, selama ia mendapatkan dukungan semangat dan pengetahuan baru yang bisa dieksplorasi. Baca juga:Tips Guru Hebat: Menyikapi Perkembangan Teknologi yang Pesat Anak didik yang nyaman akan semakin terbuka Carl Rogers, seorang Psikolog dan ahli pendidikan, mengatakan, “Ketika seseorang benar-benar mendengarkanmu tanpa menghakimi, tanpa mencoba mengambil alih tanggung jawabmu, tanpa mencoba membentukmu, rasanya sungguh luar biasa!” Begitu juga dengan anak didik saat ia diberikan kepercayaan dari gurunya. Cukup berikan tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Kenyamanan yang ia rasakan saat melakukan tugasnya bisa membuatnya belajar dari kesalahan dan memperbaikinya. Bila ia membutuhkan bantuan, ia akan secara nyaman mengungkapkannya kepada gurunya. Saat ia meminta bantuan, berikan respons yang positif. Hargailah kejujuran dan keterbukaannya, lalu berikanlah solusi yang bersifat motivatif dan membangun. Baca juga:22 Tips Guru PAUD 2024: Agar Disukai Anak Didik di Era Digital Kenyamanan membantu anak lebih fokus dan patuh Lev Vygotsky berkata, “Anak-anak tumbuh di dalam kehidupan intelektual dari orang-orang di sekitarnya.” Pakar pendidikan anak ini menekankan bahwa lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan anak didik. Lingkungan yang nyaman, apalagi ditemani dengan guru yang berkompeten dan penuh pengertian akan membuat anak didik merasakan kenyamanan dan memiliki daya konsentrasi yang lebih baik. Ia bisa menjadi diri sendiri tanpa ada rasa takut disalahkan atau dimarahi. Anak didik juga akan semakin mudah untuk diarahkan, tidak mudah melawan, dan mematuhi aturan dengan tulus hati. Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang nyaman? John Dewey berkata, “Berikan anak sesuatu untuk dilakukan, bukan hanya sesuatu untuk dipelajari; dan jika aktivitas itu mendorong mereka berpikir, maka pembelajaran akan terjadi secara alami.” Suasana belajar yang nyaman membuat anak lebih aktif dan menikmati proses belajar bisa mendorong mereka untuk berkreasi dan berpikir kritis. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan caranya sendiri. Dengan memberikan lingkungan yang nyaman, anak didik akan lebih bahagia, lebih percaya diri, dan tumbuh tanpa tekanan yang berlebihan. Dengan membangun hubungan yang baik dan penuh kasih, guru tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi sahabat dan panutan bagi anak didik. Semoga setiap langkah kecil yang dilakukan guru PAUD dapat memberikan dampak besar dalam kehidupan anak-anak! RIRI (Cerita Anak Interaktif): Guru Bisa Memanfaatkannya sebagai Media Mengajar untuk Membangun Karakter dan Kognitif Siswa Sumber Referensi: Montessori, M. (1949). The Absorbent Mind [1] Motessori, M. (1949). Education and Peace [2] Rogers, C. (1961). On Becoming a Person: A Therapist’s View of Psychotherapy [3] Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes [4] Dewey, J. (1938). Experience and Education [5] Freepik.com. (2024). Front view kids hugging their teacher [6]
Jawabannya adalah bisa. Namun, tentu saja dengan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Guru PAUD Sahabat Educa, anak usia dini bisa belajar dengan cara menanamkan dasar-dasar kemampuan dan karakter yang relevan dengan dunia kerja di masa depan. Berikut ini adalah cara-cara yang bisa diterapkan oleh guru PAUD pada anak usia PAUD / TK. Penanaman nilai dan karakter seorang profesional Dunia kerja membutuhkan orang-orang yang berintegritas dan berkarakter. Anak-anak bisa belajar dengan cara menyenangkan dan dalam pembiasaan sehari-hari di sekolah untuk mengembangkan sikap tanggung jawab, jujur, , disiplin, tekun, tangguh, dan akhlak baik lainnya. Baca juga: 16 Kegiatan Bermain Seraya Belajar Tema Profesi Petani untuk Anak PAUD Usia 4-5 Tahun Eksplorasi dunia kerja secara fun and educative Buat sudut belajar bertema tempat bekerja, misalnya sudut rumah sakit, sudut tukang kayu, dan lainnya. Ajak anak didik melakukan role play di sudut-sudut tempat bekerja tersebut. Sesekali, ajak pula anak didik mengunjungi kantor polisi, kantor pemadam kebakaran, supermarket, dan tempat-tempat menarik lainnya, agar anak didik bisa belajar banyak hal tentang dunia kerja. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik : Menggapai Cita-Cita - Subtopik : Profesi Orangtuaku - Kurikulum Merdeka Belajar Mengidentifikasi minat dan bakat anak didik Libatkan psikolog untuk mengadakan interview atau tes pengenalan minat-bakat anak didik, untuk mengenal potensi dan apa yang digemari merekaa. Selain itu, identifikasi juga bisa dilakukan dengan mengamati anak didik saat melakukan aneka kegiatan di kelas, misalnya bermain peran, berolahraga, berhitung, dan lainnya. Setelah menemukan potensi anak didik, libatkan orang tua untuk bersama-sama memotivasinya dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Baca juga:Pentingnya Dukungan Orang Tua dalam Pengembangan Bakat Anak Pengembangan keterampilan dasar Beberapa keterampilan dasar yang perlu dikembangkan sejak usia dini antara lain keterampilan motorik halus-kasar, keterampilan berkomunikasi dengan baik serta sopan, keterampilan public speaking, kemampuan bekerja sama, dan lainnya. Lakukan variasi kegiatan di kelas agar anak didik berkesempatan untuk mengembangkan setiap potensinya. Edukasi pemanfaatan teknologi Di era digital, peran teknologi sangat penting dalam pengembangan aneka keterampilan yang menunjang karir anak didik di masa depan. Perkenalkan teknologi sederhana yang aman untuk anak, bisa dengan mengajak anak didik bermain gim edukasi, berkegiatan seni, dan aneka pembelajaran di sekolah yang mengintegrasikan teknologi dalam melakukannya. Baca juga:Tips Guru Hebat: Menyikapi Perkembangan Teknologi yang Pesat Memberikan tugas berbasis proyek individu dan berkelompok Dengan mengerjakan proyek individu, anak didik akan belajar tentang kemandirian, disiplin, dan tanggung jawab dengan diri sendiri. Sedangkan, saat mengerjakan proyek berkelompok, anak didik akan belajar pentingnya kerja sama, bersosialisasi, berkomunikasi yang baik dalam tim, dan lainnya. Latih anak didik untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sederhana. Baca juga: Tugas PROYEK SEDERHANA untuk PAUD / TK TEMA TANAMAN: Dengan Metode Merdeka Belajar Bekerja sama dengan orang tua, pakar, dan komunitas Sesekali, pihak sekolah perlu melibatkan anak didik dalam melakukan kegiatan di sekolah, agar orang tua semakin memahami potensi anak dan bisa bekerja sama dengan guru dalam mengembangkan setiap potensi dan minat anak didik. Ajak pula para pakar atau komunitas, agar memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang dunia kerja dan para ahli di bidang masing-masing. Kegiatan ini bisa memacu anak untuk memiliki semacam teladan atau idola yang baik sesuai bakat dan minatnya. Dengan pendekatan yang tepat, penguatan pendidikan vokasi di PAUD dapat membantu anak-anak mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang gemilang. Mari bersama-sama mendukung tumbuh kembang anak dengan memberikan bekal nilai, keterampilan, dan pengalaman yang relevan sejak usia dini. Ayah Bunda, ajak si kecil bermain dan belajar untuk mengembangkan keterampilan dasar PAUD bersama MARBEL TK DAN PAUD Sumber Referensi: 1. Teacherspayteachers.com. (2024). Vocational education [1]2. Iimprovingtechnicaleducation.org.uk. (2024). Report how to teach vocational education [2]
Hai Ayah Bunda sahabat Educa. Berdasarkan Surat Edaran Bersama 3 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 2 Tahun 2025, Nomor 2 Tahun 2025, dan Nomor 400.1/320/SJ telah diputuskan jadwal pembelajaran di seluruh sekolah di Indonesia. Mari kita simak baik-baik tanggal-tanggalnya. Tanggal 27-28 Februari dan 3-5 Maret 2025 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat. Tanggal 6-25 Maret 2025 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan. Tanggal 26-28 Maret, 2-4 April, dan 7-8 April 2025 Tanggal di atas merupakan jadwal libur bersama hari raya Idulfitri bagi siswa di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan. Tanggal 9 April 2025 .Kegiatan pembelajaran bagi siswa di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan dilaksanakan kembali seperti biasa. Apa kegiatan siswa-siswi beragama Islam selama bulan Ramadan? Siswa-siswi beragama Islam diharapkan melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan iman dan takwa, serta untuk membentuk akhlak mulia. Beberapa contoh kegiatannya antara lain: Melakukan kegiatan tadarus Alqur’an Mengikuti pesantren kilat Terlibat dalam kajian keislaman. Bagaimana dengan siswa-siswi yang tidak beragama Islam selama bulan Ramadan? Melakukan kegiatan bimbingan rohani. Melakukan kegiatan keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Apa peran pemerintah daerah dalam mendukung pembelajaran di bulan Ramadan? Peran pemerintah daerah dalam mendukung pembelajaran di bulan Ramadan antara lain: Menyiapkan perencanaan kegiatan pembelajaran selama bulan Ramadan untuk dipedomani oleh sekolah. Menyelaraskan waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah selama bulan Ramadan. Apa peran orang tua/wali selama pembelajaran di bulan Ramadan? Peran orang tua/wali yang dilakukan saat pembelajaran di bulan Ramadan:Orang tua/wali membimbing dan mendampingi peserta didik dalam melaksanakan ibadah. Memantau peserta didik pada saat melaksanakan kegiatan belajar mandiri. Ayah Bunda sahabat Educa, apa saja kegiatan menyenangkan dan bermakna yang bisa diberikan kepada Si Kecil selama bulan Ramadan? Bulan Ramadan adalah saat yang istimewa bagi Ayah Bunda untuk bisa meluangkan waktu lebih banyak bersama si kecil. Ayah Bunda bisa mengajak si kecil melakukan aneka kegiatan menyenangkan dan bermakna. Berikut ini adalah variasi kegiatan yang telah kami kategorikan berdasarkan usia anak: Anak Usia 2-4 Tahun Bermain tebak gambar bernuansa Islami: Ayah Bunda bisa menggunakan kartu gambar bertema Ramadan, seperti bulan, bintang, masjid, Ka’bah, untuk bermain tebak-tebakan. Permainan ini membantu anak mengenali simbol-simbol keagamaan dengan cara yang menyenangkan. Mencicipi takjil sederhana: Libatkan si kecil dalam menyiapkan takjil seperti mencampur buah saat membuat es buah. Si kecil bisa belajar berbagi dengan menikmati takjil bersama keluarga. Membuat craft bernuansa Islami: Ayah Bunda bisa mengajak si kecil membuat kartu ucapan Idulfitri atau hiasan masjid dari kertas warna-warni. Kegiatan ini melatih motorik halus sambil memperkenalkan simbol-simbol di agama Islam. Anak Usia 4-6 Tahun Menghias kue Lebaran: Ayah Bunda bisa mengajak si kecil menyiapkan kue kering, lalu ajak ia untuk menghiasinya. Menulis doa Ramadan: Ayah Bunda bisa membantu si kecil untuk menulis atau menggambar doa sederhana di kertas. Motivasi ia untuk mengungkapkan harapan mereka kepada Allah secara kreatif. Membuat Kartu Ucapan Lebaran: Bersama si kecil, Ayah Bunda bisa membuat kartu ucapan Lebaran dengan menggambar dan menulis pesan sederhana. Si Kecil bisa belajar untuk berbagi kebahagiaan dan mengembangkan rasa peduli kepada sesama. Bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk mendampingi si kecil tumbuh dengan nilai-nilai kebaikan dan ketakwaan kepada Allah. Semoga aneka panduan ini bisa membantu Ayah Bunda dalam memberikan aktivitas positif yang dapat mempererat ikatan keluarga dan meningkatkan pemahaman agama. Mari kita sambut bulan penuh berkah ini dengan semangat yang positif dan penuh kebahagiaan. Sumber Referensi: 1. Ffreepik.com. (2024). View photorealistic muslim people with animals prepared eid al adha offering [1] 2. Instagram ditjen.paud.dikdasmen. (2025) Panduan pembelajaran ramadan [2]
Program Prioritas Kemendikdasmen atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan program dipaparkan oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. dalam rapat kerja bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Jakarta. Dalam penerapan program dan kebijakannya, Kemendikdasmen akan menggalakkan partisipasi dari seluruh ekosistem pendidikan. Salah satu programnya yang paling penting adalah penguatan pendidikan karakter. Baca juga: Cara Orang Tua Mengajarkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat 2025 Sesuai Anjuran Kemendikdas Penguatan Pendidikan Karakter atau Akhlak (Character Building) di PAUD/TK sangat esensial, karena usia dini adalah masa emas perkembangan, di mana nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan empati lebih mudah ditanamkan. Karakter yang kuat menjadi fondasi bagi anak untuk tumbuh menjadi individu yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia. Pendidikan karakter juga membantu anak belajar bersosialisasi dan menghadapi tantangan di lingkungan sekitarnya dengan sikap positif dan optimis Bagaimana strategi yang bisa dilakukan pihak sekolah dan guru PAUD? 1. Pelatihan bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk guru kelas Bertujuan meningkatkan kemampuan guru kelas dalam memberi bimbingan konseling kepada siswa, juga menyisipkan pendidikan nilai (values education) dalam pembelajaran sehari-hari, untuk memastikan siswa memiliki landasan moral yang kuat. Beberapa ide programnya: Terlibat dalam lokakarya dan seminar: Guru kelas dapat mengikuti lokakarya atau seminar terkait bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk mendapatkan wawasan dan metode terbaru Evaluasi dari kasus nyata: Menganalisis kasus nyata terkait permasalahan siswa yang ada di sekolah untuk melatih kemampuan mengambil langkah bimbingan yang tepat Melibatkan orang tua: Bekerja sama dengan orang tua untuk menyelaraskan pendidikan nilai di rumah dan sekolah Pemanfaatan sarana digital: Memanfaatkan aplikasi atau platform edukasi, untuk mendukung pembelajaran nilai secara kekinian, menarik, dan interaktif Melakukan refleksi diri: Secara rutin mengadakan evaluasi pendekatan dan keberhasilan bimbingan, yang telah dilakukan selama proses pembelajaran anak didik. Baca juga:Bentuk Karakter Anak dengan Kabi Kisah Teladan Nabi 2. Peningkatan kompetensi guru Bimbingan Konseling (BK) dan agama Berfokus pada pelatihan lanjutan untuk guru BK dan agama, agar mereka dapat menangani berbagai tantangan pendidikan karakter juga spiritual siswa dengan baik. Beberapa ide program yang bisa guru PAUD lakukan adalah: Mengikuti pelatihan khusus: Guru BK dan agama dapat mengikuti pelatihan khusus terkait teknik konseling dan pendekatan spiritual sesuai agama anak didik Analisis dan studi kasus: Berlatih menangani kasus yang pernah terjadi untuk meningkatkan kemampuan analisis dan problem solving Merancang modul pendidikan nilai: Membuat modul pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai moral dan spiritual, serta hubungannya dengan pembelajaran sehari-hari. Membangun jejaring profesional: Bekerja sama dengan ahli, konselor, psikolog, atau tokoh agama untuk berbagi pengalaman dan membuat strategi, juga visi misi Mengajak orang tua dan komunitas untuk terlibat: Mendorong partisipasi orang tua dan komunitas untuk mendukung perkembangan karakter dan spiritual anak didik. Dapatkan Aneka Lembar Kerja Anak berbagai Tema di Sini 3. Pengangkatan guru BK Menekankan pentingnya pengadaan atau penambahan guru BK di sekolah. Guru BK memiliki peranan vital dalam membantu siswa mengatasi permasalahan pribadi, sosial, maupun akademik. Beberapa contoh tugas guru BK: Memberi konseling personal: Membantu anak mengatasi masalah pribadi melalui sesi konseling individu dan menjunjung privasi Menyelenggarakan seminar dan konseling kelompok: Mengadakan seminar dan diskusi kelompok, guna membangun keterampilan sosial dan menyelesaikan masalah bersama Membantu perencanaan karier: Membimbing siswa dalam mengenal dan menentukan minat, bakat, dan jalur pendidikan atau karier yang sesuai sejak dini Bekerjasama dengan guru lain: Bersama guru kelas membuat rencana pendekatan pendidikan yang holistik Menyusun laporan perkembangan anak: Melaporkan hasil konseling untuk membantu siswa, orang tua, dan pihak sekolah memahami kondisi anak didik Menjadi mediator konflik: Membantu menyelesaikan konflik antarsiswa atau antara siswa dan guru. 4. Penanaman karakter tujuh kebiasaan anak Indonesia Adalah upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu melalui kebiasaan positif yang dirancang untuk membentuk perilaku anak Indonesia. Beberapa kebiasaan yang perlu dikembangkan dan menjadi prioritas adalah bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Cara mengajarkannya perlu menggunakan cara yang menyenangkan dan melalui pembiasaan dalam kegiatan harian di sekolah. 5. Makan siang bergizi Mendorong penyediaan makanan siang yang sehat dan bergizi bagi siswa, untuk mendukung perkembangan fisik, konsentrasi belajar, dan kesehatan secara menyeluruh. Beberapa contoh program yang bisa sekolah lakukan adalah: Menyediakan menu bergizi: Menyusun dan menyediakan menu makan siang dengan gizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral Mendatangkan ahli gizi: Bekerjasama dengan ahli gizi untuk memastikan makanan yang disajikan sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak didik Mengadakan edukasi gizi: Memberikan pembelajaran tentang pentingnya makanan sehat dan bergizi kepada anak didik dan orang tua untuk mendukung kebiasaan makan bergizi. Baca juga:RPP PAUD Tema Diriku Subtema Makanan Sehat Pendidikan karakter di PAUD merupakan fondasi terpenting dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia, sehat, tangguh, dan cerdas. Melalui strategi yang holistik, melibatkan guru, orang tua, dan seluruh ekosistem pendidikan, nilai-nilai positif dapat ditanamkan sejak dini. Dengan komitmen bersama, mari kita bersama menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh, baik secara akademik maupun moral, demi masa depan anak serta generasi penerus bangsa yang cerah. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Media Pembangun Karakter Anak Indonesia
Anak Indonesia adalah generasi penerus bangsa. Mereka perlu dibekali dengan aneka kebiasaan baik sejak dini. Menteri Pendidikan atau Mendikdasmen, Bapak Abdul Mu’ti menganjurkan kepada guru dan orang tua untuk mengajarkan “Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”. Berikut ini penjelasannya: 1. Bangun pagi Bangun pagi membantu anak Indonesia lebih segar, fokus, dan produktif. Kebiasan ini juga bisa mengembangkan karakter disiplin dan sikap menghargai waktu. Contoh kegiatannya, yakni: Memberikan edukasi tentang manfaat bangun pagi, jelaskan kepada si kecil bahwa bangun pagi baik untuk kesehatan fisik dan mental Memutar lagu atau dongeng, lagu yang ceria membantu anak tetap segar dan ceria di pagi hari Memberikan tanggung jawab, setiap pagi anak bisa diminta untuk merapikan tempat tidur Memberikan apresiasi, pujian, pelukan, atau hadiah saat anak berhasil bangun tepat waktu. Baca juga: Tidur Berkualitas Membuat Anak Menjadi Cerdas 2. Beribadah Melalui ibadah, anak Indonesia bisa belajar bersyukur, berempati, dan bertanggung jawab. Berikut berapa kegiatannya: Mengajarkan doa pendek, ajarkan dan ucapkan doa pendek bersama si kecil Membuatkan jadwal, bantu si kecil membuat jadwal ibadah rutin harian Belajar dengan lagu dan dongeng, kenalkan nilai-nilai ibadah kepada si kecil lewat lagu dan dongeng Teladan orang tua, berikan contoh nyata kepada si kecil dengan selalu rajin dan disiplin beribadah. Baca juga: KOLEKSI CERiTA PENDEK ISLAMI Untuk KEMBANGKAN KARAKTER Anak di HARI SANTRI 3. Berolahraga Olahraga bisa meningkatkan kebugaran, melatih disiplin, dan membantu anak mengelola stres. Dalam tubuh anak Indonesia yang sehat, terdapat jiwa yang kuat pula. Contoh kegiatannya, yaitu: Gerak lagu, ajak si kecil melakukan gerak lagu atau senam dengan iringan musik Membuat jadwal rutin, bantu si kecil membuat jadwal rutin berolahraga Teladan cinta olahraga, jadilah contoh penggemar kegiatan olahraga Alat olahraga, sediakan peralatan olahraga khusus buat si kecil Aktivitas alam, agar dapat merasakan manfaat sinar matahari, ajak si kecil berkegiatan di alam (desa, kebun, dan lainnya) dan di luar rumah. Baca juga: 19 Pilihan Olahraga Indoor Mudah yang Bisa Dilakukan Anak Usia 5 Tahun 4. Makan makanan sehat dan bergizi Pola makan yang sehat membantu tumbuh kembang anak jadi lebih optimal, memberi energi yang cukup untuk beraktivitas, dan meningkatkan konsentrasi belajar. Contoh kegiatannya: Berikan makanan bervariasi, selalu sediakan menu makanan sehat yang berbeda tiap hari Ajak anak memasak, paling tidak menyiapkan piring atau merapikan meja makan Mengurangi junk food, ajak si kecil mengonsumsi makanan sehat dan mengurangi makanan tidak sehat Memberi edukasi dan motivasi dengan bercerita atau mengucapkan kalimat motivatif, seperti “Ayo makan sayurnya, agar kulit tetap segar.” Baca juga: Ide Aktivitas untuk Belajar Topik Makanan Kesukaanku ( Kurikulum Merdeka ) 5. Gemar belajar Belajar mengasah rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis. Diharapkan, anak Indonesia makin siap dalam menghadapi tantangan zaman, dengan tetap mengedepankan kegiatan bermain untuk melatih keterampilan dan mendapat banyak ilmu pengetahuan. Contoh aktivitasnya: Jadwal belajar, bantu si kecil membuat jadwal belajar rutin Bermain bersama, ajak si kecil bermain permainan edukasi offline dan online Teladan membaca, ayah bunda perlu menunjukkan betapa pentingnya membaca Ruang belajar, sediakan tempat belajar yang nyaman dan menarik atau dekoratif Baca juga: 5 Kiat Membuat Siswa Gemar Belajar di Era Teknologi 6. Bermasyarakat Anak Indonesia perlu terlibat dalam hidup bermasyarakat dan berkomunitas, untuk belajar menghargai perbedaan, melatih tanggung jawab, dan membangun semangat gotong royong. Contoh pembiasaannya: Mengajarkan tiga kata ajaib, seperti maaf, tolong, dan terima kasih Mengajarkan sopan santun, ayah bunda perlu mencontohkan perilaku sopan dalam kata dan perbuatan. Ajarkan pula senyum, salam, dan sapa Terlibat dalam kegiatan sosial, misal kegiatan lomba 17an, kerja bakti, dan lainnya Mengajarkan berbagi, empati, dan menghargai perbedaan, ayah bunda bisa mengajarkannya dengan dongeng, lagu, atau berdiskusi santai. 7. Tidur cepat Tidur tepat waktu membantu anak Indonesia tetap segar, fokus, kreatif, sekaligus menjaga keseimbangan tubuh agar tetap sehat. Contoh kegiatannya: Ajak si kecil bermain ular tangga atau sejenisnya, dan mendengarkan cerita Ajak si kecil memiliki saat tidur yang konsisten tiap malam Bantu si kecil menyiapkan tempat tidur yang nyaman dan tenang. Kebiasaan yang baik tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tetapi juga mental atau karakter dan kepribadian si kecil. Lewat pembiasaan yang konsisten, semoga si kecil semakin tumbuh menjadi pribadi yang memiliki karakter mulia. Ayo, dukung gerakan Bapak Menteri Abdul Mu’ti ini, demi masa depan anak Indonesia yang cerdas, terampil, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral serta agama. KABI: Membantu Kembangkan Karakter Anak Muslim di Indonesia
Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan agama, bisa menjadi salah satu alternatif cara mengenalkan agama Islam kepada generasi muda, khususnya anak-anak. Untuk itu, dibutuhkan peran dari berbagai pihak, terutama orang tua dan tenaga pendidik. Secara umum, pendidikan agama Islam anak, ditujukan untuk mendidik anak agar mereka memiliki fondasi keimanan yang kuat. Supaya kelak di masa mendatang, mereka punya keyakinan yang kuat kepada Allah SWT. Selain itu, mengenalkan agama Islam kepada anak juga diperlukan agar mereka bisa mengenal lebih dekat Allah SWT, dan dapat mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, bagaimana cara mengenalkan agama Islam kepada anak? Baca juga: Ajarkan Anak Agama Islam dengan Kabi Kisah Teladan Nabi Cara mengenalkan agama Islam kepada anak Agama memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena agama adalah modal utama untuk membentuk fondasi keimanan juga keyakinan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berikut cara mengenalkan agama Islam kepada anak: Mulai sejak usia dini Ayah bunda bisa mengenalkan agama Islam, dengan mengintroduksi Al-Qur’an juga ajaran agama yang sederhana kepada anak. Ajarkan nilai-nilai agama lewat contoh nyata Mulai dari hal-hal sederhana, seperti mempraktikan sikap jujur, sabar, tolong-menolong, bersedekah, bijaksana, hingga tidak bersikap egois, dapat dijadikan sebagai salah satu cara mengenalkan agama Islam kepada anak. Baca juga: Peran Kabi Kisah Teladan Nabi dalam Pengembangan Iman Anak Usia Dini Ajak anak berpartisipasi dalam ibadah Pendidikan agama Islam anak bisa diterapkan dengan mengajak mereka berpartisipasi langsung dalam ibadah, seperti salat, puasa, serta membaca Al-Qur’an. Informasikan pula bahwa ibadah penting untuk menumbuhkan iman dan keyakinan mereka. Libatkan anak dalam kegiatan sosial yang Islami Cara mengenalkan agama Islam kepada anak, yaitu dengan melibatkan anak dalam kegiatan sosial yang bersifat Islami, seperti mengunjungi panti asuhan, buka puasa bersama, juga membersihkan masjid. Menyanyi atau mendengarkan lagu bernuansa Islami Ayah bunda, pendidikan agama Islam anak juga bisa diterapkan dengan menyanyi atau mendengarkan lagu bernuansa Islami. Lakukan cara ini secara berkala dan berkesinambungan tiap harinya. Selain lima cara di atas, ayah bunda juga bisa mengenalkan agama Islam dengan mencontohkan hal-hal yang baik kepada mereka. Berikan anak contoh yang baik, lewat perkataan, perbuatan, maupun tindakan. Baca juga: Kabi Kisah Teladan Nabi sebagai Bentuk Pengenalan Ibadah pada Anak Usia Dini Hal terpenting yang harus diingat orang tua, saat mengenalkan agama Islam kepada anak, yakni senantiasa mendampingi mereka. Terlebih lagi bagi anak usia dini, dampingan orang tua sangatlah dibutuhkan. Pendidikan agama Islam anak juga perlu memperhatikan metode atau cara yang digunakan. Jangan sampai orang tua mengenalkan agama Islam kepada anak, dengan metode yang sulit dipahami anak. Karenanya, Educa Studio menyarankan ayah bunda untuk menggunakan Kabi Kisah Teladan Nabi, sebagai metode atau cara mengenalkan agama Islam kepada anak. Kabi Kisah Teladan Nabi adalah media interaktif untuk mengenalkan agama Islam kepada anak, khususnya yang berusia 2 hingga 6 tahun. Kabi punya beberapa channel yang tentunya memudahkan akses orang tua dan anak, seperti YouTube, gim, dan podcast. Mengapa Kabi cocok dijadikan sebagai media mengenalkan agama Islam kepada anak? Karena Kabi punya ratusan cerita bernuansa Islami, mulai dari Kisah Nabi, Abu Nawas, hingga kisah wanita hebat. Baca juga: Bangun Iman Anak dengan Kabi Kisah Teladan Nabi Kabi tidak hanya membantu pendidikan agama Islam anak, namun, turut mengajarkan nilai-nilai atau ajaran Islam apa yang bisa diterapkan dalam kehidupan mereka. Selain cerita, Kabi juga punya gim interaktif yang pastinya juga mempermudah pemahaman anak. Sebagai kesimpulan, Kabi Kisah Teladan Nabi bukan sekadar metode atau cara mengenalkan agama Islam kepada anak, tetapi juga sebagai teman belajar anak untuk menumbuhkan keimanan mereka. Sumber referensi: Bola.com. 9 Cara Mengenalkan Agama Islam kepada Anak. (2024). Tanggal akses 11 Desember 2024. Jasuri. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini. (2015). Jurnal Madaniyah Edisi VIII, Januari 2015. Mufidah, Nafisah. Nurfadilah. Menanamkan Nilai Agama pada Anak Usia Dini di Keluarga Arab. (2020). Jurnal AUDHI, Vol. 2, No. 2, Januari 2020.